Berita terkini, update prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas
Berita  

Menkeu tetap waspada terhadap tantangan global meskipun APBN dalam kondisi baik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan tentang tantangan dalam perekonomian global, meskipun Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) masih dalam kondisi baik saat ini. Salah satu tantangan utamanya adalah risiko dan ketidakpastian yang meningkat di tingkat global, yang dapat berdampak pada nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Volatilitas dan gejolak pasar keuangan memiliki dampak signifikan pada sektor riil.

Salah satu contoh dari volatilitas pasar keuangan adalah terjadinya lonjakan imbal hasil (yield) US Treasury tenor 10 tahun di Amerika Serikat. Tingkah laku yang tidak dapat diprediksi dan ketidakstabilan dari US Treasury telah menyebabkan gejolak di pasar keuangan global, karena banyak investor membeli Surat Berharga Negara (SBN) Amerika Serikat.

Tantangan global lainnya datang dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Banyak perusahaan properti RRT mengalami kesulitan keuangan bahkan default. Perlambatan ekonomi di RRT akan mempengaruhi pertumbuhan ekspor Indonesia, karena RRT merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menjadi motor pertumbuhan ekspor bagi banyak negara termasuk Indonesia.

Zona ekonomi kawasan Eropa juga mengalami situasi yang sulit dengan tingginya inflasi, perang Rusia dan Ukraina, serta masalah Palestina dan Israel yang berpotensi mempengaruhi harga minyak atau energi. Hal ini akan berdampak pada peningkatan suku bunga di Eropa yang dapat mengancam perekonomian daerah dan memasukkan zona resesi.

Situasi perekonomian global yang tidak pasti memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global. Banyak lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Economic Forum (WEF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2023 dan 2024.

Di sisi lain, inflasi di Indonesia masih relatif tinggi dan di atas target yang ditetapkan oleh bank sentral. Jika inflasi tetap tinggi pada tahun ini dan tahun depan, bank sentral cenderung akan mempertahankan kebijakan moneter ketat dengan suku bunga yang tinggi.

Disamping itu, realisasi APBN hingga September 2023 mencatatkan surplus sebesar Rp67,7 triliun atau setara dengan 0,32 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pendapatan negara adalah sebesar Rp2.035,6 triliun, sementara belanja negara mencapai Rp1.967,9 triliun.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023