Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) melaporkan bahwa tabungan valuta asing (valas) di bank umum mengalami pertumbuhan positif meskipun dolar AS menguat. Menurut Kepala LPS Purbaya Yudhi Sadewa, tabungan valas pada bulan September 2023 tumbuh sebesar 6,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai 78,17 miliar dolar AS. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan bulan Agustus. Sadewa juga menjelaskan bahwa kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR) valas tercatat sebesar 80,3 persen, yang menandakan likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat. Hal ini memberikan ruang bagi penyaluran kredit tambahan ke sektor riil jika diperlukan. LPS juga telah memutuskan untuk mempertahankan tingkat bunga penjaminan simpanan valas sebesar 2,25 persen serta simpanan rupiah sebesar 4,25 persen hingga 31 Januari 2024. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan prospek pemulihan ekonomi, perkembangan pasar keuangan, dan kinerja perbankan. Tujuan kebijakan tersebut adalah menjaga momentum pemulihan ekonomi, intermediasi perbankan, mengelola likuiditas dan suku bunga pinjaman, menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mengantisipasi resiko ketidakpastian global. LPS akan terus melakukan evaluasi agar tingkat bunga penjaminan tetap sesuai dengan perkembangan kondisi perekonomian dan perbankan.
Meskipun rupiah melemah, LPS mencatat pertumbuhan positif dalam tabungan valasnya.
Read Also
Recommendation for You
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah terjadi berkat ekspektasi…
Bank Negara Indonesia (BNI) telah memiliki eksposur dalam industri hilirisasi terkait sektor mineral, batubara, perkebunan,…
Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat hari ini di kisaran Rp16.300-Rp16.350, dipicu oleh kekhawatiran yang mereda…
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 29 Tahun 2024 tentang…
Nilai tukar rupiah berpotensi melemah menyusul penegasan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidato pelantikannya…