Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mengumumkan bahwa ekonomi Sumatera Utara tumbuh 4,94 persen secara tahunan (year on year/y o y) pada triwulan III 2023. Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga mencapai 4,94 persen (y o y) pada triwulan III 2023.
Meskipun demikian, angka pertumbuhan ekonomi Sumut melambat jika dibandingkan dengan triwulan III 2022, di mana pada saat itu pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut mencapai 4,97 persen.
Secara kuartalan (q to q), pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III mencapai 2,00 persen, lebih lambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 2,88 persen. Sedangkan secara kumulatif (c to c), ekonomi Sumut tumbuh 5,00 persen pada triwulan III 2023.
Nurul juga menjelaskan bahwa nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Sumut pada triwulan III 2023 adalah Rp267,30 triliun, meningkat secara tahunan (y o y) dari triwulan III 2022 (Rp244,07 triliun) dan lebih tinggi dari triwulan II 2023 (Rp260,36 triliun).
Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Sumut, nilainya pada triwulan III 2023 adalah Rp152,91 triliun, mengalami peningkatan dari triwulan III 2022 (Rp145,71 triliun) dan triwulan II 2023 (Rp149,90 triliun).
Menurut BPS Sumut, beberapa faktor mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III 2023, salah satunya adalah penurunan realisasi belanja pegawai pada APBN dan APBD provinsi, kabupaten, kota di Sumut baik secara kuartalan maupun tahunan.
Nurul juga menyebutkan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki pengaruh dominan terhadap PDRB Sumut sebesar 23,71 persen. Namun jika dijumlahkan, kontribusi sektor pertanian, perdagangan, industri pengolahan, dan konstruksi terhadap PDRB Sumut mencapai 74,56 persen.
Dalam hal distribusi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi komponen dengan pengaruh terbesar terhadap PDRB Sumut, yaitu sebesar 50,15 persen. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III 2023 didorong oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,13 persen.
