Pada pertemuan perwakilan administrasi pabean dari seluruh negara anggota ASEAN atau the 39th ASEAN Coordinating Committee on Customs (CCC), Indonesia menekankan pentingnya kolaborasi kepabeanan.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan bahwa bea cukai berperan penting dalam rantai pasokan logistik perdagangan internasional. Dia menambahkan bahwa kolaborasi, teknologi, transparansi, dan peningkatan kapasitas, serta pembangunan kemitraan dengan lembaga pemerintah, mitra wicara, dan sektor swasta sangat diperlukan.
Bea cukai memiliki peran di garis depan dalam penyederhanaan prosedur perdagangan lintas batas, mengurangi biaya perdagangan, dan mempercepat pergerakan barang. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi keamanan lintas batas negara melalui penilaian berbasis risiko dan pemanfaatan teknologi.
Pertemuan the 39th CCC menekankan pentingnya kemitraan yang erat antara ASEAN dan mitra wicara seperti Australia, Jepang, dan Korea untuk membahas peluang kerja sama di bidang peningkatan kapasitas administrasi kepabeanan.
Beberapa capaian kerja sama kepabeanan yang dibahas dalam pertemuan the 39th CCC meliputi implementasi ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN) 2022, ASEAN Customs Transit System (ACTS), ASEAN Authorized Economic Operator (AEO) Mutual Recognition Arrangement (MRA) (AAMRA), dan ASEAN Single Window (ASW).
Capaian tersebut menandai komitmen ASEAN dalam memperkuat kerjasama kepabeanan guna mendorong fasilitasi perdagangan, keamanan lintas batas, dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan the 39th ASEAN CCC yang bertujuan mengeksplorasi isu kerja sama administrasi kepabenaan ASEAN. Tanpa adanya hyperlink pada akhir artikel.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
