Analisis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah menjadi sekitar Rp15.650-Rp15.680 per dolar AS. Pelemahan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti pidato Presiden The Fed Jerome Powell yang tetap menunjukkan sikap hawkish, serta neraca perdagangan China yang menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Perkiraan ke depan juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, serta inflasi yang sulit turun mendekati target 2 persen. Kebijakan moneter ketat dengan suku bunga tinggi dari The Fed juga diperkirakan akan membuat nilai dolar AS tetap tinggi dan perdagangan internasional menjadi kurang kompetitif.
Selain itu, neraca perdagangan China mengalami surplus namun mengalami penurunan dari periode sebelumnya. Di sisi domestik, Bank Indonesia melaporkan penurunan cadangan devisa menjadi 133 miliar dolar AS.
Pada Kamis pagi, nilai tukar rupiah di pasar antarbank Jakarta melemah 0,01 persen atau 1 poin menjadi Rp15.651 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.650 per dolar AS. Artinya, rupiah mengalami pelemahan dalam perdagangan pagi itu.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
