Bank sentral AS belum yakin bahwa suku bunga acuan sudah cukup tinggi untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah yang melemah dipengaruhi oleh potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Jerome Powell, Gubernur bank sentral AS, dalam panel diskusi IMF (International Monetary Fund) mengungkapkan ketidakyakinan bank sentral AS terhadap kecukupan suku bunga acuan untuk mencapai target inflasi. Pernyataan tersebut menurunkan probabilitas suku bunga acuan The Fed ditahan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2023.
Sebagai akibat dari pernyataan Powell tersebut, sentimen hindar risiko meningkat, indeks saham AS ditutup negatif dan indeks saham Asia bergerak melemah. Pada penutupan perdagangan, mata uang rupiah melemah menjadi Rp15.695 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.656 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat juga melemah ke posisi Rp15.693 dari sebelumnya Rp15.649 per dolar AS. Namun, kenaikan data indeks penjualan retail dan proyeksi ekonomi Indonesia yang membaik dapat menahan pelemahan rupiah. Indeks penjualan retail naik 1,5 persen menjadi 201,1 dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen.
Artikel ini telah disusun oleh M Baqir Idrus Alatas dan disunting oleh Faisal Yunianto. HAK CIPTA © ANTARA 2023