Pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) berkat data penjualan ritel AS yang kuat. Tercatat, penjualan ritel AS sebesar -0,1 persen Month over Month (MoM) pada Oktober 2023, lebih baik dari perkiraan -0,3 persen. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, menyebutkan bahwa penjualan ritel AS yang kuat mendorong ketidakpastian The Fed (Federal Reserve). Data yang dirilis menunjukkan bahwa belanja ritel AS terus bertahan hingga bulan Oktober.
Angka penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan mendorong rebound dolar dan imbal hasil US Treasury. Meskipun demikian, data penjualan ritel pada hari Rabu memicu keraguan mengenai berapa lama suku bunga AS akan tetap tinggi. Bank Indonesia (BI) menilai surplus Neraca Perdagangan Indonesia sebesar 3,48 miliar dolar AS pada Oktober 2023 memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Surplus neraca perdagangan Oktober 2023 bersumber terutama dari surplus neraca perdagangan non migas yang mencapai 5,31 miliar dolar AS, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 5,33 miliar dolar AS.
Pada penutupan perdagangan mata uang rupiah melemah 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.555 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.534 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kami turut melemah ke posisi Rp15.595 dari sebelumnya Rp15.503 per dolar AS.