Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan berada di bawah 2,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada akhir 2023. Adapun per Oktober 2023, defisit APBN baru mencapai 0,003 persen dari PDB atau setara dengan Rp700 miliar, dengan realisasi belanja negara sebesar Rp2.240,8 triliun dan pendapatan negara mencapai Rp2.240,1 triliun. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menyatakan bahwa proyeksi defisit APBN tahun ini sebesar 2,3 persen PDB, namun dengan dinamika sekarang, peluang defisit lebih rendah dari 2,3 persen PDB memang terlihat semakin nyata. Febrio juga menekankan bahwa defisit yang rendah ini akan menjadi modal bagi APBN kita untuk tetap bisa berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) maupun penopang pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat. Ekonomi global yang sangat dinamis mempengaruhi kondisi makro Indonesia, namun kas negara telah disusun antisipatif sehingga perkembangan dari sisi penerimaan cenderung lebih baik dibandingkan target APBN yang sudah pemerintah siapkan. Dari sisi belanja, tetap kuat menopang pemulihan ekonomi dan mendukung konsumsi masyarakat. Semua ini merupakan dinamika yang tercermin dalam APBN.
Kemenkeu Berharap Defisit APBN Tetap di Bawah 2,3 Persen PDB pada Tahun 2023
Read Also
Recommendation for You
Blok ekonomi BRICS yang baru saja menyelenggarakan pertemuan puncak ke-16 di Kazan, Rusia, pada 22-24…
Pemerintah terus meningkatkan kualitas desa wisata di Indonesia, dengan salah satunya adalah bantuan Dukungan ……
Direktur Eksekutif Indonesia Law and Democracy Studies (ILDES) Juhaidy RIzaldy Roringkon menyatakan bahwa pembentukan Badan…
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan OJK terus berupaya…
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara melaporkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara pada triwulan kedua…