Realisasi pemadanan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mencapai 84,66 persen, menurut Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu Bali Nusra.
“Pemadanan NIK adalah sebesar 703.225 wajib pajak dan yang sudah tervalidasi 595.333 wajib pajak atau 84,66 persen,” kata Pelaksana Tugas Kakanwil DJP Bali Nusra yang juga Kepala Kantor Wilayah Pajak Bali Nurbaeti Munawaroh dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Kupang, NTT, Selasa.
Pemadanan NIK dan NPWP adalah kebijakan secara nasional dalam melaksanakan pengintegrasian data kependudukan dengan perpajakan. Seluruh layanan perpajakan dan layanan lainnya akan menggunakan NPWP dengan format 16 digit NIK mulai 1 Januari 2024.
Persentase pemadanan NIK dan NPWP pada enam unit kerja di NTT telah berada pada angka di atas 80 persen dengan rincian 87,98 persen di KPP Pratama Waingapu, 87,01 persen di KPP Pratama Ende, 85,80 persen di KPP Pratama Atambua, 84,81 persen di KPP Pratama Ruteng, 84,03 di KPP Pratama Maumere, dan 82,50 persen di KPP Pratama Kupang.
“Yang belum tervalidasi masih 107.892 wajib pajak,” tambahnya.
Upaya edukasi pemadanan NIK dan NPWP terus dilakukan oleh kantor layanan di daerah baik melalui sosialisasi maupun kerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada setiap kabupaten.
Permasalahan yang sering dijumpai adalah perbedaan data kependudukan yang tertera pada kartu tanda penduduk milik wajib pajak yang ada, bukan pada NPWP. Oleh karena itu, upaya validasi harus dilakukan langsung dengan mengonfirmasi para wajib pajak.
Para petugas pajak juga telah melakukan upaya untuk mempercepat pemadanan NIK dan NPWP dengan menemui langsung para wajib pajak.
Masyarakat yang belum melakukan pemadanan NIK dan NPWP diundang untuk segera melakukan proses itu melalui tautan resmi DJP Online atau mendatangi langsung kantor pelayanan pajak terdekat.
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023