Berita terkini, update prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas
Berita  

Rupiah mengalami penguatan setelah data penjualan rumah AS di bawah ekspektasi

Rupiah mengalami penguatan setelah data penjualan rumah AS di bawah ekspektasi

Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong memproyeksikan bahwa rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang sedang melemah setelah data manufaktur dan penjualan rumah di AS turun lebih rendah dari perkiraan.

“PENjualan rumah turun sebesar -5,6 persen dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang turun sebesar -4 persen. Indeks manufacturing Fed Dallas juga turun sebesar -19,9 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang turun sebesar -17,” katanya ketika dihubungi Antara, Jakarta, Selasa.

Dia menyatakan bahwa sentimen penguatan rupiah pada hari ini masih berasal dari faktor eksternal karena data ekonomi Indonesia pada pekan ini baru akan keluar pada Jumat (1/12), termasuk data inflasi yang diperkirakan akan lebih tinggi.

Selain itu, investor juga menantikan pidato dari sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) yang diharapkan untuk cenderung less hawkish atau dovish mengingat serangkaian data ekonomi AS yang lemah.

“Nilai tukar rupiah pada hari ini diperkirakan akan berkisar antara Rp15.400-Rp15.550 per dolar AS,” ujar Lukman.

Pada pagi ini, kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank menguat sebesar 24 poin atau 0,15 persen menjadi Rp15.470 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.494 per dolar AS.

Sebelumnya, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, menyatakan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terjaga didukung oleh keberadaan instrumen baru yang pro-market dari Bank Indonesia (BI).

Instrumen terbaru yang menarik bagi pasar adalah sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI), yang ditujukan untuk menarik dana asing masuk ke pasar keuangan domestik di tengah risiko global yang meningkat.

Pada penerbitan perdana, SVBI berhasil meraup dana sebesar 236,5 juta dolar AS dengan penawaran yang masuk sebesar 266,5 juta dolar AS, melebihi target Bank Indonesia sebesar 200 juta dolar AS, menandakan bahwa instrumen ini cukup diminati oleh pasar.

BI juga sebelumnya telah menerbitkan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk menarik dana asing masuk ke pasar domestik, dengan respon pasar yang cukup baik dengan kepemilikan asing sebesar 10,8 persen per Oktober 2023. Selanjutnya, lelang SRBI mencapai Rp168,81 triliun per 21 November 2023.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang