Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan di level enam persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Desember 2023.
“Kami melihat suku bunga acuannya sudah peak (mencapai puncak) di enam persen,” kata Andry dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap resilien meski menghadapi ketidakpastian global di 2023 dan indikasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada 2024.
Bank Mandiri memperkirakan pada 2024, BI akan melakukan pemangkasan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada semester kedua 2024 sehingga menjadi 5,50 persen.
Peluang penurunan suku bunga acuan BI tersebut diperkirakan sejalan dengan penurunan suku bunga acuan AS. Arah kebijakan suku bunga tersebut akan memengaruhi volatilitas dan aliran modal asing ke Indonesia dan emerging market lainnya. Suku bunga yang rendah menjadi stimulus untuk aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Andry menuturkan hampir semua perkiraan mengindikasikan pada 2024 akan terjadi pemangkasan suku bunga acuan AS. “Kalau The Fed kemarin sudah kelihatan clear guidance-nya akan ada pemangkasan sebesar 75 basis di 2024 dan berlanjut terus di 2025,” ujarnya.
Penurunan suku bunga acuan global akan membawa keuntungan bagi emerging market termasuk Indonesia. Menurut Andry, dengan arah suku bunga yang relatif mulai melandai, akan ada potensi biaya pinjaman akan turun, fixed income akan mengalami dampak positif dan permintaan kredit yang lebih tinggi.
“Kalau arah suku bunganya relatif turun ya potensi demand for loan (permintaan pinjaman) untuk di sektor perbankan, maka permintaan pinjaman akan mulai pulih relatif lebih cepat di semester kedua 2024,” ujarnya.
Sebelumnya, Bank Sentral AS atau The Fed mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada 5,25 persen hingga 5,50 persen setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2023. FOMC AS memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 basis poin (bps) pada 2024.
(Teks Martha Herlinawati Simanjuntak)