Salah satu masalah utama dalam perekonomian Indonesia saat ini adalah arus keluar kekayaan nasional dari wilayah Indonesia. Banyak hasil ekonomi Indonesia yang disimpan di luar negeri, yang dapat disamakan dengan kehilangan darah bagi suatu negara. Hal ini telah terjadi selama puluhan tahun.
Uang dan kekayaan hasil kerja keras bangsa Indonesia mengalir keluar, sehingga saat ini, kita seakan sedang bekerja untuk memperkaya bangsa lain. Hal ini sudah terlihat sejak zaman penjajahan, di mana kekayaan alam Indonesia dieksploitasi dan hasilnya dibawa ke luar negeri. Dahulu, VOC adalah perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat itu sangat tinggi, kekayaan yang dihasilkan malah disimpan di bank-bank Belanda.
Kondisi saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda. Setelah melihat tabel neraca ekspor-impor Indonesia dari tahun 1997 hingga 2014, didapati bahwa selama 17 tahun, total nilai ekspor mencapai angka USD 1,9 triliun dan mengalami surplus. Namun, angka ini belum tentu merepresentasikan nilai ekspor sebenarnya. Banyak kebocoran dalam ekspor yang sulit diukur.
Selain itu, sebagian besar keuntungan ekspor Indonesia masuk ke perusahaan asing yang memiliki rekening di luar negeri. Perusahaan-perusahaan ini menggunakan sumber daya alam Indonesia, namun tidak menyimpan keuntungan mereka di dalam negeri. Ada juga pengusaha Indonesia yang ikut memindahkan keuntungan mereka ke luar negeri. Akibatnya, uang hasil keuntungan tidak bisa digunakan untuk membangun Indonesia.
Arus keluar kekayaan nasional menjadi masalah sistemik yang perlu dihadapi. Jika kekayaan terus mengalir ke luar negeri, ekonomi kita tidak akan kuat dan harga barang tidak stabil untuk rakyat kita.
Fenomena ini adalah masalah besar yang terlalu lama tidak disadari oleh elite Indonesia. Banyak orang kecil yang merasakan tekanan ekonomi, namun elite diam saja. Jika arus keluar kekayaan nasional terus berlanjut, pembangunan jangka panjang bagi negara kita tidak akan pernah tercapai. Sebagai negara, kita harus berjuang untuk mengembalikan kekayaan kita ke dalam negeri.