Berita terkini, update prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas
Berita  

Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Seiring Menguatnya Rupiah

Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Seiring Menguatnya Rupiah

Rupiah diperkirakan menguat pada perdagangan Jumat seiring menurunnya imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS). Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan rupiah hari itu diprediksi menguat di kisaran Rp15.000 per dolar AS hingga Rp15.500 per dolar AS. Pergerakan penguatan rupiah hari itu dipengaruhi tren berlanjutnya penurunan imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS di bawah 4 persen. Sentimen lain muncul dari dalam negeri bahwa Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap di 6 persen, suku bunga deposit facility juga dipertahankan sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75 persen.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada level 6 persen tersebut tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah. Keputusan tersebut juga mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada tahun 2024. Perry mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah berlanjut sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia dan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar Rupiah pada 20 Desember 2023 menguat secara rata-rata sebesar 0,44 persen dibandingkan dengan perkembangan pada November 2023. Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah menguat 0,37 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan Peso Filipina, Rupee India, dan Baht Thailand yang masing-masing tercatat melemah sebesar 0,05 persen, 0,53 persen, dan 0,85 persen.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023

Exit mobile version