Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan bahwa fenomena “makan tabungan” di masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah, disebabkan oleh pengeluaran yang tak sebanding dengan pendapatan. Faisal menyebut bahwa tingkat pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari telah melebihi pendapatan, sehingga masyarakat terpaksa menggunakan tabungan.
Fenomena ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya biaya hidup dan harga barang yang tak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan kelas menengah. Menurut survei konsumen oleh Bank Indonesia, proporsi pendapatan yang disimpan mengalami penurunan, sementara proporsi pembayaran cicilan atau utang mengalami peningkatan.
Selain itu, dana pihak ketiga perbankan juga mengalami perlambatan pertumbuhan. Meskipun pertumbuhannya masih positif, namun lebih rendah dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai bahwa tingkat pertumbuhan ini masih dalam batas normal dan tak perlu dikhawatirkan.