Asmiati Malik, Peneliti Asosiasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan bahwa investasi Indonesia pada tahun 2024 akan terkena dampak dari beberapa risiko geopolitik global. Indonesia terhubung erat dengan perekonomian global sehingga risiko geopolitik global akan mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait risiko geopolitik global pada tahun depan. Pertama, terjadi pergeseran pusat ekonomi dari Barat ke Asia, dengan China menonjol sebagai produsen dan eksportir utama, khususnya dalam sektor mobil listrik. Selanjutnya adalah pemilihan umum yang akan berlangsung tahun depan di beberapa negara, termasuk Indonesia, Korea Selatan, Taiwan, India dan Amerika Serikat.
Risiko lainnya adalah kenaikan suku bunga dan eskalasi perang dagang. Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi dan menekan permintaan global, sehingga berpotensi memberikan dampak negatif pada investasi di berbagai sektor. Dari sektor agrikultur, Indonesia dan Malaysia diprediksi akan mengalami penurunan keluaran atau output sawit.
Semua risiko ini dapat menyebabkan investor asing menjadi ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh karena itu, Asmiati menyarankan pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan investor dengan memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Target investasi sebesar Rp1.650 triliun pada 2024 juga akan sulit tercapai jika risiko geopolitik tidak dapat dikendalikan.
Pemerintah perlu memperluas cakupan investasi ke sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dan tidak hanya terfokus pada sektor primer. Selain itu, pemerintah juga perlu memanfaatkan potensi Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, serta kebijakan politik non blok yang dapat membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara. Building trust is the key for long term investment success, kata Asmiati.