“Ditulis ulang oleh Prabowo Subianto [sumber: Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]
Pada abad ke-19, Kutuzov kembali ke garis depan untuk menghentikan kemajuan Napoleon di Eropa. Selain itu, Jenderal Kutuzov juga memimpin pasukan Rusia dalam pertempuran berkepanjangan melawan Kekaisaran Ottoman pada tahun 1812.
Mengenai sejarah Rusia, saya tidak bisa tidak memikirkan Mikhail Kutuzov. Dia adalah Marsekal Rusia yang berhasil menggagalkan invasi Napoleon ke Rusia dengan kecerdasannya.
Mikhail Kutuzov lahir pada tahun 1745 dalam keluarga insinyur militer. Sejak kecil, ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dia belajar banyak hal, namun matematika dan bahasa asing adalah dua ilmu yang paling disukainya dan dikuasainya.
Setelah masuk Sekolah Artileri, ia dengan cepat beradaptasi dan menjadi salah satu murid terbaik karena kepandaiannya. Pada usia 16 tahun, dia menjadi ajudan Gubernur Jenderal Revel dan enam bulan kemudian memulai karirnya di dinas militer.
Ada catatan bahwa ia sering mengalami kecelakaan berbahaya selama pertempuran. Pada tahun 1774, saat bertempur dengan Turki dekat Alushta, ia mengalami luka tembak parah di kepalanya. Meskipun dokter mengira bahwa ia tidak akan bertahan, tubuhnya dengan cepat pulih. Kemudian ia menjalani pengobatan di Austria.
Untuk kedua kalinya, ia terluka di kepala selama pengepungan Izmail sekitar tahun 1788, dan peluru menembus matanya, tetapi ia tetap bertahan. Ketahanannya selama pertempuran sungguh luar biasa.
Tidak hanya tangguh dalam pertempuran, ia juga terlibat dalam urusan diplomatik dan diangkat menjadi duta besar untuk Konstantinopel. Setelah itu, ia memerintah di Finlandia dan pada tahun 1802 menjadi Gubernur Jenderal St. Petesburg.
Meskipun pasukan Rusia di bawah pimpinannya gagal merebut benteng Turki di Brailov tahun 1809, ia tidak menyerah begitu saja pada pertempuran selanjutnya. Saat Rusia dan Prancis bertempur di Borodino, Pasukan Rusia terpaksa menyerahkan ibu kota Moskow. Namun, berkat rencana cerdasnya, Napoleon dan pasukannya kalah dan akhirnya mundur menuju wilayah selatan Rusia.
Saat mundur, Napoleon mengalami penderitaan akibat gempuran pasukan Rusia, kelaparan, dan suhu yang sangat dingin di bawah nol derajat celcius, akhirnya Napoleon kembali ke Paris dengan kekalahan yang memalukan bagi Prancis.
Kutuzov juga memerintahkan kebijakan bumi hangus, dimana semua tanaman pangan dipanen atau dihancurkan tanpa meninggalkan apa pun untuk tentara Prancis. Semua infrastruktur penting juga diperintahkan untuk dibakar. Dengan demikian, pasukan Napoleon kehabisan makanan dan tidak diperlengkapi untuk menghadapi musim dingin Rusia yang keras.
Kutuzov dianggap seperti Roland dalam novel abad pertengahan, seorang kesatria tanpa rasa takut yang menyelamatkan Rusia dari invasi Napoleon. Berkat jasanya ini, ia dikenal sebagai pahlawan Rusia. Perjuangan hidupnya untuk mempertahankan tanah airnya sangat menginspirasi dan menjadi panutan.
Sumber: https://prabowosubianto.com/mikhail-illarionovich-kutuzov/”