Artikel ini diambil dari buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Prabowo Subianto merasa terenyuh setelah membaca surat Montgomery kepada raja Inggris yang mengungkapkan bahwa setelah pulang dari perang, Montgomery tidak memiliki rumah karena harta pribadinya dihancurkan oleh bom Jerman. Prabowo mengungkapkan rasa kagumnya terhadap Montgomery, seorang panglima tersohor yang memimpin jutaan tentara dan pertempuran terkenal, namun tetap tidak memiliki rumah setelah perang.
Montgomery meniti karier militernya dari Akademi Militer Inggris yaitu Sandhurst. Ia terlibat dalam Perang Dunia pertama dan kedua, terluka parah, menjadi panglima divisi, dan memimpin pendaratan di Sisilia serta Normandia. Meskipun memiliki karier cemerlang, Prabowo menemukan kesamaan nasib dengan Montgomery, karena saat pensiun dari tentara, Prabowo juga tidak memiliki rumah pribadi.
Pada suatu saat di Kota Bangkok, Prabowo menemukan biografi Montgomery di sebuah toko buku bekas. Di dalam biografi tersebut terdapat surat yang ditulis oleh Montgomery kepada Raja Inggris setelah Perang Dunia Kedua. Surat tersebut mengungkapkan bahwa Montgomery pulang tanpa rumah karena harta pribadinya dihancurkan oleh bom Jerman.
Prabowo merasa terhibur dan tersentak saat mengetahui bahwa nasibnya tidak memiliki rumah setelah pensiun juga dialami oleh seorang panglima terkemuka seperti Montgomery. Meskipun Prabowo mengakui bahwa memiliki rumah pribadi akhirnya didapat melalui perjuangan yang tidak gampang, pengalaman Montgomery menginspirasi dan menghiburnya.
Dengan cerita ini, Prabowo ingin menyampaikan bahwa nasibnya sebagai seorang mantan panglima yang tidak memiliki rumah pribadi tidak sebanding dengan keadaan Montgomery.