Perekonomian ASEAN-6 diprediksi akan pulih dan mencapai pertumbuhan sebesar 4,7 persen secara tahunan pada 2024. Hal ini dikarenakan oleh siklus elektronik yang telah mencapai titik terendah dan juga pulihnya pariwisata. ASEAN-6 merujuk pada enam negara anggota pendiri Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Ekonom Senior DBS Bank Radhika Rao mengatakan bahwa ekspor dari ASEAN-6, terutama elektronik, diperkirakan akan pulih pada 2024 setelah menghadapi banyak tantangan pada 2023. DBS Macro Research juga memperkirakan pemulihan perjalanan internasional dan pariwisata akan terus berlanjut pada 2024 namun dengan tingkat yang lebih moderat.
Selain itu, inflasi di ASEAN-6 diperkirakan akan menurun sepanjang tahun 2023. DBS Macro Research memperkirakan bahwa inflasi umum akan terkendali dan berada dalam target untuk negara yang menetapkan jangkar inflasi.
Radhika juga menyoroti tiga faktor penting yang akan mempengaruhi kebijakan ASEAN pada 2024, yaitu inflasi domestik, stabilitas keuangan, dan prospek kebijakan global. Dia menjelaskan bahwa pengetatan moneter proaktif yang dimulai pada tahun 2022 dan berakhir pada 2023, akan membantu menjaga ekspektasi inflasi regional dan menahan dampak susulan dari gangguan pasokan. Ini kemungkinan akan terus menahan tekanan inflasi inti dan mendorong stabilitas harga dalam kisaran target inflasi bank sentral pada 2024. Akibatnya, suku bunga riil kembali ke wilayah positif pada akhir 2023, dipimpin oleh Indonesia dan Thailand.
Pewarta: Arif Prada
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024
