Tulisan ini merupakan kutipan dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Dalam wawancara dengan televisi Al Jazeera pada tahun 2013, Prabowo Subianto menyinggung tentang pengalamannya terkait penolakannya masuk ke Amerika Serikat dengan mengungkapkan keteguhan sikap Nelson Mandela dalam menghadapi kesulitan yang serupa.
Nelson Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Mvezo, Afrika Selatan dan meninggal dunia pada 5 Desember 2013 di Johannesburg, Afrika Selatan. Beliau merupakan tokoh pejuang anti-apartheid, Presiden Afrika Selatan (1994–1999), dan tokoh perdamaian dunia.
Kebijakan politik apartheid di Afrika Selatan mulai berlaku pada awal abad ke-20, yang mengakibatkan diskriminasi berdasarkan warna kulit antara penduduk kulit putih dan kulit hitam. Meskipun lahir dalam keluarga terpandang, Mandela baru menyadari kebijakan apartheid setelah duduk di bangku sekolah. Kemarahan atas ketidakadilan yang dialami rakyatnya mendorongnya untuk bergabung dengan perjuangan kemerdekaan.
Setelah berbagai aksi politik, Mandela ditangkap pada tahun 1962 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Penahanannya memantik protes dan tekanan internasional, sehingga ia akhirnya dibebaskan pada tahun 1990. Setelah pembebasannya, Mandela terpilih sebagai presiden Afrika Selatan dalam pemilu demokratis tahun 1994, dan berhasil mengakhiri sistem apartheid. Ia juga melakukan rekonsiliasi nasional dan hanya menjabat satu periode sebagai presiden.
Setelah pensiun dari jabatannya sebagai presiden, Mandela tetap aktif dalam tugas kemanusiaan dan menjadi tokoh perdamaian dunia.
Artikel ini diambil dari https://prabowosubianto.com/nelson-mandela/
