Prabowo Subianto mendalamkan pengalaman kepemimpinan militernya dalam bukunya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto” dengan menegaskan bahwa sebagai seorang prajurit, ia memiliki kemampuan mengarahkan operasi tempur serta selalu siap bertempur. Namun, keyakinannya adalah bahwa penyelesaian konflik terbaik adalah melalui jalan tanpa kekerasan.
Prabowo juga menekankan pentingnya bersikap hormat terhadap lawan dan tetap berkomunikasi. Menurutnya, tawanan tidak boleh disakiti karena informasi yang didapat dari mereka dapat bermanfaat dalam operasi. Dukungan rakyat juga dianggapnya sangat vital dalam operasi militer.
Dalam pengalamannya di Timor Timur, Prabowo membagikan pengalaman tentang pentingnya merebut hati rakyat dan menjaga kehormatan mereka. Dia juga menekankan tentang delapan wajib ABRI yang menjadi panduan sikap anggota militer.
Menurutnya, lawan harus dihormati dan bukan untuk disakiti. Hal ini dia pelajari dari sejarah dan cerita-cerita pahlawan seperti Salahudin al Ayyubi. Prabowo juga mencatat pengalamannya dalam memperlakukan tawanan dengan hormat, seperti saat dia menangkap komandan musuh yang terluka.
Melalui buku ini, Prabowo Subianto menyoroti prinsip-prinsip kepemimpinan militernya yang berlandaskan pada keberanian, empati, dan kepedulian terhadap lawan dan rakyat.