Bank Indonesia (BI) menyatakan suku bunga acuan BI-Rate berpeluang turun dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, salah satunya penguatan nilai tukar Rupiah.
“Ruang penurunan suku bunga BI-Rate ke depan masih tetap akan ada. Apa kriterianya ? pertama, seberapa cepat penguatan nilai tukar Rupiah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Januari 2024 di Jakarta, Rabu.
Saat ini, BI-Rate masih dipertahankan di level 6 persen. Suku bunga deposit facility ditahan tetap di posisi 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.
Perry menuturkan penurunan suku bunga BI-Rate ke depan juga berpotensi terjadi jika inflasi tetap terkendali khususnya inflasi inti dan inflasi pangan serta melihat dukungan kredit di dalam pembiayaan.
“Kami tetap sabar dan tetap akan masih sabar melihat kondisi dalam negeri dan global. Tentu saja ketidaksabaran itu akan tergantung dari bagaimana semakin meredanya kondisi global dan memastikan inflasi terkendali,” ujarnya.
Di samping kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar rupiah, Bank Indonesia akan lebih banyak fokus mempercepat pendalaman pasar uang.
“Dalam bahasa sehari-harinya memperbesar kolam renang kita sehingga semakin menarik aliran portofolio asing,” tuturnya.
Adapun instrumen operasi moneter untuk menarik aliran modal asing (capital inflow) dan meningkatkan pendalaman pasar keuangan domestik yang telah dikeluarkan BI, yakni Sekuritas Rupiah BI (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI).
“Produknya kita keluarkan dan semakin diminati oleh perbankan bahkan manajer investasi, sekuritas company juga banyak dan terutama portfolio inflows,” ujarnya.
Lelang SRBI, SVBI, dan SUVBI hingga 16 Januari 2024 masing-masing telah mencapai Rp296,03 triliun, 896,50 juta dolar AS, dan 244 juta dolar AS.
Penerbitan instrumen tersebut mendukung pendalaman pasar uang sekaligus menarik arus investasi portofolio masuk (portfolio inflows), yang pada akhirnya memperkuat pencapaian stabilitas nilai tukar rupiah.
“Semakin menarik portfolio inflows, semakin memperkuat penguatan nilai tukar rupiah,” katanya.
Ke depan, pelaku-pelaku pasar uang akan bersinergi dengan BI untuk semakin meningkatkan aktivitas transaksi di pasar uang baik jual beli SRBI, SVBI dan SUVBI maupun pengembangan produk Repo dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
Dengan demikian, diharapkan pasar uang semakin likuid, transaksinya semakin luas dan semakin menarik portfolio inflows serta mendukung upaya stabilisasi dan penguatan nilai tukar rupiah.