Harga bahan pokok beras yang terus mengalami kenaikan harga mengakibatkan dampak yang cukup dirasakan oleh banyak masyarakat. Salah satunya adalah Sri, seorang penjual kue lupis yang terpaksa berhenti menjual jajanan tersebut karena harga beras ketan melambung tinggi. Kue yang biasanya banyak diminati oleh pembeli tersebut, harus dihentikan sementara karena sulitnya menaikkan harga kue tanpa dikhawatirkan sepi pembeli.
Dampak kenaikan harga beras juga dirasakan oleh Rahmat, seorang tukang ojek yang harus mencukupi kebutuhan dua anaknya serta kebutuhan sehari-hari lainnya. Kenaikan harga beras ini sangat menyulitkan bagi mereka yang berpendapatan rendah, bahkan rakyat miskin dan rentan miskin.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga beras disebabkan oleh berkurangnya suplai di beberapa wilayah akibat faktor cuaca dan pergeseran masa tanam padi petani. Hal ini menyebabkan inflasi beras sehingga harga komoditas beras juga ikut naik.
Demi mengatasi lonjakan harga beras, Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan berupa beras sebesar 10 kilogram per bulan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) yang berjumlah sekitar 22 juta. Langkah ini diambil untuk memudahkan masyarakat berpendapatan rendah dalam mendapatkan bahan pangan pokok di tengah kenaikan harga beras.
Selain itu, Pemerintah juga telah membagikan 1.182.717 ton beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan ke sejumlah daerah untuk menjaga harga beras tetap terjangkau. Program yang bertujuan sebagai intervensi dalam menekan inflasi beras di pasar.
Diharapkan dengan bantuan pangan dan program-program stabilisasi harga beras, masyarakat terutama yang berpendapatan rendah dan miskin dapat tetap menikmati beras bagi kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, stabilitas harga beras pun diharapkan dapat terus tercipta dengan cara menjaga pasokan dan distribusi agar tetap lancar sehingga beras selalu terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.