Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekonomi Provinsi Aceh mengalami pertumbuhan sebesar 4,23 pada 2023 secara kumulatif atau cumulative to cumulative (ctc) dibandingkan 2022. Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2023 sebesar 4,23 persen, sedikit menguat dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 4,21 persen.
Distribusi produk domestik regional bruto (PDRB) menurut lapangan usaha di Tanah Rencong masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencapai 30,71 persen. Sektor lainnya yang juga memberikan kontribusi adalah perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi, administrasi pemerintahan, dan pertambangan dan penggalian.
Pada tahun 2023, sumber pertumbuhan ekonomi Aceh dari lapangan usaha ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,86 persen; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 1,37 persen; dan sektor konstruksi sebesar 0,35 persen.
Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan Aceh tahun 2023 tercatat pada ekspor barang dan jasa 5,93 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,21 persen.
Perekonomian Aceh terus mengalami penguatan pascapandemi COVID-19 pada 2020. BPS mencatat bahwa pada 2020, ekonomi Aceh mengalami pertumbuhan minus 0,37 persen, kemudian tumbuh menjadi 2,81 persen pada 2021, 4,21 persen pada 2022, dan 4,23 persen pada 2023.
Tren pertumbuhan ekonomi Aceh terus meningkat pasca-COVID-19 pada 2020, dengan kontribusi kinerja perekonomian Aceh secara regional Sumatera sebesar 5,02 persen.
Ekonomi Aceh juga mencatat pertumbuhan sebesar 4,15 persen pada triwulan IV 2023 secara tahunan (yoy). Pertumbuhan peringkat tinggi terjadi dari kategori perdagangan besar dan eceran, sebesar 10,23 persen, didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada akhir tahun.
Juga terjadi pertumbuhan tertinggi pada sektor penyediaan akomodasi makan minum, yaitu sebesar 9,16 persen. Pertumbuhan paling tinggi dari kategori pengeluaran lembaga nonprofit melayani rumah tangga (LNPRT) tercatat sebesar 21,88 persen.
Masa kampanye yang dimulai sejak 28 November 2023, mengakibatkan pengeluaran para pelaku ekonomi tersebut meningkat. Kondisi ini mendorong kenaikan pertumbuhan konsumsi LNPRT cukup signifikan.
Kredit gambar: ANTARA 2024