Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyatakan bahwa BI mendukung Program Makan Siang Gratis selama tidak menciptakan instabilitas keuangan.
“Bank Indonesia adalah lembaga independen dan Program Makan Siang Gratis adalah program pemerintah baru, jadi sepanjang program tersebut tidak menciptakan instabilitas dalam keuangan maka Bank Indonesia mendukung,” kata Destry saat menjawab pertanyaan peserta kuliah umum “Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan dan Kebangkitan Perekonomian Indonesia” di Peking University Beijing, pada Jumat (9/3).
Salah satu peserta kuliah umum, Chen, menanyakan soal Program Makan Siang Gratis yang menjadi andalan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran ketika maju dalam Pilpres 2024.
“Terutama pasca COVID-19 kesenjangan semakin tinggi sehingga pemerintah juga mengucurkan bansos baik berupa uang maupun berbentuk barang, dan program makan siang gratis memberikan bantuan dalam bentuk makanan untuk investasi generasi mendatang,” tambah Destry.
Program ini diperkirakan akan memakan anggaran hingga Rp460 triliun dengan target 82,9 juta anak sekolah di seluruh Indonesia demi membantu dalam mengatasi kekurangan gizi.
“Jadi sejauh program ini masih dalam batasan anggaran akan baik-baik saja, BI dukung sejauh masih masuk ‘budget contraint’,” ungkap Destry.
Destry menyebut belum ada koordinasi spesifik dengan pemerintahan baru untuk kebijakan Bank Indonesia ke depan.
“Saya pikir siapapun yang menang kuncinya adalah keberlanjutan kebijakan,” tambah Destry.
Sebelumnya Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menilai Program Makan Siang Gratis perlu direncanakan dengan matang, khususnya pada aspek anggaran.
Menurutnya, pemerintah perlu terlebih dahulu menetapkan dengan pasti bentuk dan sasaran program tersebut, kemudian membandingkannya dengan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Program Makan Siang dan Susu Gratis merupakan usulan dari pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam dokumen visi-misinya, paslon tersebut menjelaskan Program Makan Siang Gratis bertujuan mengatasi masalah tengkes (stunting) dan bakal menyasar siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.
Bantuan gizi juga akan diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.
Program tersebut menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029.
Adapun rincian dari Program Makan Siang dan Susu Gratis telah didiskusikan dalam pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025.
Perancangan APBN 2025 menjadi yang terakhir pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sementara pelaksanaan APBN 2025 akan dijalankan oleh pemerintahan berikutnya.