Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Gorontalo telah merumuskan empat strategi untuk mengendalikan inflasi dan memastikan ketersediaan pangan, terutama dalam menghadapi risiko tekanan inflasi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, menyampaikan bahwa strategi ini didasarkan pada perkembangan harga pangan pada bulan Maret. Menurutnya, ada arahan dari Sekda Provinsi Gorontalo kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk melakukan pemantauan harga dan stok pangan secara intensif.
Salah satu strategi yang dijalankan adalah melakukan pemantauan harga komoditas pangan yang cenderung fluktuatif, seperti beras, cabai rawit, dan minyak goreng, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, akan dilakukan operasi pasar dan gerakan pangan murah untuk menjaga keterjangkauan harga bahan pokok.
Selain itu, penyaluran bantuan langsung pangan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo juga akan dipercepat. Hal ini dilakukan untuk memastikan keluarga penerima manfaat dapat segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Dalam hal menjaga ekspektasi masyarakat agar tidak melakukan konsumsi berlebihan, TPID akan melakukan komunikasi yang efektif kepada masyarakat dengan memberikan imbauan untuk berbelanja secara bijak.
Dian juga mengungkapkan bahwa beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga pada awal bulan Maret, seperti beras, daging ayam, minyak goreng, daging sapi, dan cabai rawit. Kenaikan harga beras disebabkan oleh penurunan pasokan akibat pergeseran masa panen yang tidak merata.
Semua langkah ini diambil untuk memastikan stabilitas harga pangan dan mencegah terjadinya inflasi yang berlebihan.