Berita terkini, update prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas
Berita  

Semarak Ramadhan dan Lebaran 2024 Meningkatkan Optimisme Ekonomi yang Moncer

Semarak Ramadhan dan Lebaran 2024 Meningkatkan Optimisme Ekonomi yang Moncer

Momen Ramadhan dan Lebaran memberi dampak masif pada pertumbuhan ekonomi, di samping … saat Natal dan Tahun Baru, Jakarta (ANTARA) – Semarak bulan Ramadhan dan puncak Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, setiap Ramadhan tiba, sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia mengeluarkan uang lebih banyak dibanding hari biasa, mulai dari pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, hingga rekreasi. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, aktivitas konsumsi masyarakat yang meningkat selama Ramadhan turut menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan II 2023, konsumsi rumah tangga menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran, dengan kontribusi sebesar 53,31 persen. Pada periode tersebut, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23 persen secara tahunan. Adapun ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023, yang beririsan dengan momen Ramadhan dan Lebaran, tumbuh sebesar 5,17 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan I 2023 yang sebesar 5,03 persen. Perputaran uang selama hari-hari besar juga cenderung positif. Ini dapat dilihat dari jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2). Sebagai informasi, M2 meliputi gabungan uang kartal dan uang giral di masyarakat ditambah dengan uang kuasi serta surat berharga selain saham. Merujuk data Bank Indonesia (BI), M2 pada periode Ramadhan dan Lebaran (April-Mei) tahun 2022 tumbuh secara tahunan sebesar 13,6 persen pada April dan 12,1 persen pada Mei. Pertumbuhan M2 saat Ramadhan dan Lebaran (Maret-April) tahun 2023 juga tetap positif meski sedikit melambat. Posisi M2 pada April 2023 tumbuh 5,5 persen (yoy), setelah bulan Maret 2023 tumbuh 6,2 persen (yoy). Selama Ramadhan dan Lebaran tahun lalu, uang kartal dan uang giral (M1) yang dipegang masyarakat mencapai Rp4.561,7 triliun pada Maret dan Rp4.673,3 triliun pada April. Padahal bulan sebelumnya atau Februari 2023 baru sebesar Rp4.555,3 triliun. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai periode musiman memang menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Momen Ramadhan dan Lebaran dipandang memberi dampak yang masif pada pertumbuhan ekonomi, di samping hari besar lainnya yaitu pada saat Natal dan Tahun Baru. Periode Ramadhan tahun ini yang dimulai sejak 12 Maret tetap diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang diprediksi tetap solid. Josua memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh pada kisaran 5 persen pada triwulan I dan II 2024. Selain itu, secara konsisten, perputaran uang juga diprediksi tetap tumbuh positif dari bulan-bulan sebelumnya. Apalagi mengingat masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan untuk membagi-bagikan angpau Lebaran dan sedekah pada saat pulang ke kampung halaman. Belum lagi, belanja masyarakat untuk keperluan makanan serta transportasi mudik selama Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Optimisme Tidak dimungkiri bahwa kenaikan harga pangan sebelum Ramadhan cukup membuat waspada. Badan Pusat Statistik (BPS) sudah memberi peringatan terhadap kondisi ini. Secara umum, data historis pada momen Ramadhan selalu menunjukkan terjadinya inflasi. Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut komoditas pangan seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi memberikan andil inflasi terbesar menjelang bulan Ramadhan dalam 3 tahun terakhir. Namun Ramadhan tahun ini, beras diwaspadai…