Sekjen Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI), Djoko Pramono, menganggap keberhasilan lifter Rizki Juniansyah lolos ke Olimpiade 2024 Paris sebagai suatu kejutan.
“Ya, ini adalah permainan! Bagi saya, siapa pun yang lolos tidak masalah. Kalau akhirnya yang lolos Rizki Juniansyah, berarti dia yang terbaik di kelas 73kg putra saat ini,” kata Djoko Pramono.
Menurut Djoko Pramono, saat ini PABSI memiliki dua lifter terbaik di kelas 73 kg, yaitu peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah. Meski sebelumnya, Rahmat Erwin Abdullah diunggulkan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024, namun Rizki berhasil mengunci tiket Olimpiade melalui persaingan sengit.
“Yang paling penting, atlet yang gagal lolos Olimpiade perlu introspeksi kenapa dia gagal,” ujar Djoko Pramono.
Djoko Pramono menegaskan bahwa angkat besi terus meloloskan atletnya ke Olimpiade. Untuk Olimpiade Paris 2024, PABSI telah berhasil meloloskan dua lifter, yaitu Eko Yuli Irawan di kelas 62kg dan Rizki Juniansyah (73kg).
Mantan Komandan Korps Marinir itu juga memberikan pesan kepada lifter yang sudah lolos ke Olimpiade untuk tetap fokus dan mengantisipasi kekuatan dari lifter China dan Korea Utara.
Rizki Juniansyah mengungkapkan kejutan yang dirasakannya atas pencapaiannya lolos ke Olimpiade kali ini dengan mampu mengangkat beban seberat 164 kg di snatch dan 201 kg di clean and jerk.
Bagi Rizki, pencapaian ini adalah hasil dari kerja keras selama latihan jelang kejuaraan dunia. Pada kejuaraan sebelumnya di Uzbekistan, Rizki Juniansyah pasca operasi usus buntu hanya mampu mengangkat beban seberat 158kg di snatch dan 195kg di clean and jerk.
“Menghadapi Kejuaraan di Phuket, Thailand, paling matangnya saya hanya punya persiapan satu bulan untuk menjalani latihan berat,” paparnya.
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024