Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) menyatakan bahwa aturan batas usia dalam mengakses game tidak akan berdampak negatif terhadap talenta esport. Menurut Kepala Staf Kesekjenan PB ESI, Bambang Moegono, penerapan aturan tersebut justru dapat meningkatkan reputasi esport.
Bambang mengatakan bahwa aturan batas usia dalam mengakses game online dapat membantu mengangkat reputasi esport. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari pengaruh negatif dari konten dalam game yang dapat mempengaruhi psikologis pemain. Menurutnya, aturan batas usia tersebut sangat dianjurkan untuk diterapkan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah merekomendasikan pemblokiran beberapa game, termasuk Free Fire, yang dinilai berdampak buruk terhadap anak-anak. Kemenkominfo juga telah mempertimbangkan rekomendasi tersebut.
Bambang juga menekankan bahwa dalam dunia esport, terdapat kategori-kategori usia untuk turnamen, di mana biasanya minimal usia untuk berpartisipasi adalah 16 tahun ke atas. Jika Free Fire dilarang untuk usia tertentu, PB ESI akan patuh terhadap regulasi tersebut.
Yang terpenting, menurut Bambang, adalah pendampingan dalam bermain game, seperti adanya coach yang memahami bahwa esport adalah sebuah game. Hal yang perlu diperhatikan adalah dampak kecanduan game yang dapat mempengaruhi pemain, terutama terkait dengan kekerasan dalam game.
Artikel ini ditulis oleh Arindra Meodia dan diedit oleh Jafar M Sidik.
