Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa ekonomi Indonesia tetap kuat dalam menghadapi ketidakpastian global. Perry mengatakan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang terjaga, dan ketahanan eksternal yang kuat. Perry juga menyoroti ketidakpastian global yang berasal dari perubahan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Bank Indonesia telah menilai risiko terkait FFR dan ketegangan geopolitik dengan berbagai skenario, termasuk baseline skenario, risiko potensial, dan risiko terburuk. Dalam mengantisipasi risiko tersebut, BI meningkatkan suku bunga BI-Rate untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
BI memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan stabil pada level tertentu dalam beberapa triwulan mendatang. Perry menekankan pentingnya kebijakan yang antisipatif, forward looking, dan pre-emptive dalam menghadapi ketidakpastian global.
Artikel ini ditulis oleh Martha Herlinawati Simanjuntak dan disunting oleh Hisar Sitanggang.
