Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi untuk menguat kembali ke level psikologis Rp16.000 per dolar AS. Menurut David, perkembangan saat ini menunjukkan penurunan ketegangan, pelemahan indeks dolar, dan harga minyak yang juga turun. Namun, perlu dipertimbangkan juga faktor-faktor fundamental ekonomi lainnya seperti ekspor dan inflasi.
David menekankan pentingnya agar nilai tukar rupiah tetap kompetitif dibandingkan dengan negara lain terhadap dolar AS. Dia juga menyoroti perlunya produk manufaktur Indonesia tetap bersaing di pasar global. David menambahkan contoh dari devaluasi yen Jepang dan yuan China serta upaya Korea untuk tetap kompetitif dalam ekspor mereka.
Bank Indonesia baru-baru ini menaikkan BI-Rate dalam upaya untuk menguatkan stabilitas nilai tukar rupiah dari risiko global yang memburuk. Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama juga mengalami apresiasi tajam, memberikan tekanan depresiasi pada hampir semua mata uang dunia, termasuk rupiah.
Meskipun terjadi pelemahan rupiah dalam beberapa waktu terakhir, David optimis bahwa nilai tukar rupiah bisa kembali menguat dengan perkembangan yang dinamis saat ini. Dia juga menyoroti pentingnya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui kebijakan yang tepat.
Penulis: Citro Atmoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024