PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) mencatat laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,7 triliun di kuartal I 2024 atau tumbuh 1,13 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
“Kami optimistis kepercayaan masyarakat merupakan modal utama bagi Bank Mandiri untuk mencatatkan kinerja yang lebih tinggi ke depannya. Tentunya dengan strategi yang tepat dan dengan dukungan kerja keras seluruh pegawai Bank Mandiri,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Darmawan menjelaskan bahwa kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.435 triliun pada kuartal I 2024 atau meningkat 19,1 persen secara YoY. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh segmen wholesale yang tumbuh 25,2 persen YoY, melebihi pertumbuhan industri.
Hingga akhir Maret 2024, kredit segmen wholesale Bank Mandiri tumbuh 25,2 persen YoY mencapai Rp751 triliun, sedangkan kredit ritel tumbuh 10,9 persen YoY menjadi Rp363 triliun.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri mencapai 13 persen YoY dari Rp 1.391 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp 1.572 triliun di akhir kuartal I 2024.
Rasio dana murah (current account saving account/CASA) bank only terhadap total DPK Bank Mandiri kini mencapai 79,4 persen per Maret 2024, naik 22 basis poin (bps) secara YoY.
Sementara itu, rasio coverage (non-performing loan/NPL) secara bank only tercatat 368 persen, dan rasio net interest margin (NIM) secara konsolidasi mencapai 5,07 persen.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan bahwa pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh 5,11 persen secara YoY, didukung oleh pendapatan bunga yang naik 13,2 persen YoY.
Pendapatan non-bunga Bank Mandiri di kuartal pertama 2024 mencapai Rp9,6 triliun, mengalami penurunan 1,56 persen secara YoY. Total pendapatan operasional tercatat Rp34,3 triliun, tumbuh 3,32 persen YoY.
Biaya operasional Bank Mandiri juga mengalami peningkatan sebesar 6,81 persen YoY, tetapi masih terjaga untuk mendukung rencana bisnis yang lebih efisien ke depannya.
Bank Mandiri mencatat biaya cadangan kerugian yang dapat dioptimalkan sebesar Rp3,6 triliun atau mengalami penurunan 2,6 persen YoY.