Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad optimistis pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 Provinsi Kepri lebih tinggi dibanding triwulan I-2024 yang sebesar 5,01 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di triwulan I ini merupakan modal yang baik bagi kita untuk terus mendorong berbagai sektor unggulan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Sabtu.
Ansar menyebut pihaknya akan memacu pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 dengan menggesa serapan belanja APBD, baik di tingkat Provinsi Kepri maupun kabupaten/kota setempat.
Ia mengatakan bahwa belanja APBD menjadi salah satu penopang perekonomian Kepri. Dia meyakini pada triwulan II, perputaran uang APBD mulai berjalan lancar dan normal sehingga ikut mendongkrak perekonomian daerah.
Total APBD yang akan berputar di wilayah Kepri.pada tahun ini sekitar Rp15 triliun yang tersebar di tujuh kabupaten/kota setempat, termasuk Badan Pengusahaan (BP) Kota Batam.
“APBD Kepri sekitar Rp3,8 triliun, lalu pemkot dan BP Batam sekitar Rp6 triliun, sisanya enam kabupaten/kota rata-rata mengelola APBD Rp1 triliun,” ungkap Ansar.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah daerah juga terus memacu investasi baru terutama di kawasan Free Trade Zone (FTZ), seperti Batam, Bintan dan Karimun. Tahun ini total investasi yang ditargetkan Pemprov Kepri sekitar Rp30 triliun.
Demikian pula dengan mengoptimalkan ekspor produk-produk hasil olahan industri di Kepri, yang selama ini memang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Bumi Melayu tersebut.
“Termasuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kepri, khususnya pelaku UMKM,” demikian Ansar.
Sementara, Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus menyampaikan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 Kepri mencapai 5,01 persen year-on-year (yoy), atau turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 6,51 persen.
Ekonomi Kepri triwulan I-2024 berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp85,60 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp51,25 triliun.
Dari sisi lapangan usaha, kata dia, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 25,50 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran lembaga non profit yang melayani rumah tangga tumbuh tertinggi 17,76 persen.
“Andil atau sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi dari sisi lapangan usaha disumbang oleh konstruksi sebesar 2,53 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, andil tertinggi disumbang pembentukan modal tetap bruto sebesar 3,35 persen,” ungkapnya.
Meski demikian, lanjut dia, ekonomi Kepri triwulan I-2024 terkontraksi 2,79 persen dibanding triwulan sebelumnya.
“Kontraksi terdalam terjadi pada administrasi pemerintahan 12,79 persen dari sisi lapangan usaha dan pengeluaran konsumsi pemerintah 62,92 persen dari sisi pengeluaran,” ujarnya.