Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan sebanyak 39,6 ribu pondok pesantren (ponpes) yang ada di Indonesia ikut berperan memaksimalkan keuangan inklusif.
“Pondok pesantren punya potensi besar dalam mendukung keuangan inklusif,” ungkap saat menghadiri milad ke-46 Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) di Pondok Pesantren Mama Bakry, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Airlangga yang merupakan Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) mengaku ingin menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi syariah nomor satu di dunia.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai target tersebut karena memiliki potensi berupa banyaknya pondok pesantren yang tersebar hingga ke pelosok-pelosok wilayah.
Sehingga, kata Airlangga, para pemilik pondok pesantren harus mulai melihat potensi ini sebagai langkah menjalankan keuangan inklusif dengan memaksimalkan peran para santri.
“Adik-adik santri sebagai generasi muda mempunyai kesempatan di era digitalisasi ini. Jadi kita lihat potensi yang besar generasi muda ada 65 juta orang dan ini adalah potensi dari bonus demografi,” ujar Airlangga.
Ia menyebutkan pondok pesantren tidak hanya sebagai tempat para santri menimba ilmu, melainkan juga bisa menjadi tempat pemberdayaan para santri agar mulai melihat potensi ekonomi.
“Pesantren bukan hanya pendidikan dan pengajaran keagamaan tetapi juga tanggung jawab besar untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024