ITIA memutuskan untuk membebaskan Jannik Sinner, petenis nomor satu dunia, dari tuduhan doping meskipun sebelumnya dinyatakan positif dua kali menggunakan zat terlarang. ITIA mengungkapkan bahwa Sinner menunjukkan sampel positif pada kompetisi Indian Wells Masters pada 10 Maret 2024, yang mengandung metabolit clostebol dalam tingkat rendah. Clostebol sendiri merupakan steroid anabolik yang dilarang oleh WADA.
Sampel kedua yang diambil delapan hari setelahnya juga positif dengan kadar metabolit yang sama. Namun, setelah penyelidikan, ITIA menemukan bahwa kontaminasi berasal dari anggota tim pendukung Sinner yang menggunakan semprotan kulit yang mengandung clostebol. Meskipun Sinner dibebaskan dari kesalahan, ia tetap kehilangan hasil, hadiah uang, dan 400 poin peringkat yang didapatnya di Indian Wells.
Reaksi dari para petenis lain terhadap keputusan ini bervariasi, dari skeptis hingga marah. Beberapa petenis, seperti Nick Kyrgios dan Denis Shapovalov, menyuarakan ketidakpuasan terhadap keputusan tersebut di media sosial. Namun, ATP mendukung Sinner dan proses penyelidikan yang dilakukan.
Proses investigasi ini menyoroti perlunya para pemain dan tim mereka untuk berhati-hati dalam menggunakan produk atau perawatan. Integritas tetap menjadi hal terpenting dalam dunia olahraga, dan ITIA menekankan pentingnya menjaga integritas dalam setiap kompetisi.
Sinner sendiri menyatakan kesediaannya untuk terus mematuhi program anti-doping ITIA dan bersiap untuk melupakan periode berat yang dihadapinya. Meskipun tantangan besar, Sinner bertekad untuk terus berkompetisi dengan profesionalisme dan kepatuhan pada aturan yang berlaku.