Eskrima atau Kali atau Arnis adalah jenis bela diri tradisional dari Filipina yang memiliki sejarah panjang dari masa penjajahan hingga era modern. Arnis terkenal karena menggunakan senjata, namun juga dapat diperagakan dengan teknik tangan kosong.
Arnis pertama kali berkembang di Filipina sebagai cara untuk bertahan dari penjajah asing dan menjaga keselamatan masyarakat lokal. Seni bela diri ini dipengaruhi oleh berbagai budaya yang pernah berinteraksi dengan bangsa Filipina, seperti bangsa Melayu, Arab, Cina, dan Spanyol.
Para petani Filipina awalnya mempelajari Arnis sebagai tameng pembelaan dari serangan desa-desa lain dan dari negara asing yang menginvasi Filipina. Setelah masa penjajahan, Arnis mulai diajarkan secara terbuka dan menjadi salah satu bela diri bersenjata yang efisien di seluruh dunia.
Arnis memiliki ciri khas penggunaan senjata, terutama tongkat rotan atau kayu keras yang disebut “baston”, namun juga mengajarkan teknik tangan kosong. Teknik Arnis juga mengedepankan sistem serangan sudut, latihan berpasangan, latihan jarak dekat, fleksibilitas, dan adaptasi dalam bertarung.
Manfaat berlatih Arnis tidak hanya terbatas pada keterampilan bela diri, tetapi juga meliputi peningkatan keseimbangan, koordinasi, ketajaman refleks, kedisiplinan, dan pengendalian diri. Arnis merupakan bela diri yang unik dan menarik untuk dipelajari sebagai bentuk self-defense maupun untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Referensi:
– Sensei Shoji Arai dari Jepang puji pelaksanaan kempo PON Aceh-Sumut
– Demetrious Johnson umumkan pensiun dari seni bela diri campuran
– Seni bela diri kuno naik daun di gala Universiade Chengdu
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024
Sumber Gambar: ANTARA
