Rupiah Melemah Akibat Data Klaim Pengangguran AS Lebih Kuat dari Perkiraan
Analisis terbaru dari Doo Financial Futures menunjukkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dipengaruhi oleh penguatan dolar AS. Hal ini terjadi setelah data klaim pengangguran AS sedikit lebih kuat dari perkiraan yang sebelumnya ada. Data menunjukkan bahwa klaim pengangguran AS hanya mencapai 219 ribu dari perkiraan sebesar 224 ribu, dan lebih rendah dari angka sebelumnya yang mencapai 220 ribu.
Di sisi lain, ekonomi China juga mengalami pelemahan. Data menunjukkan bahwa laba industri China melemah sebesar minus 4,7 persen, turun dari sebelumnya yang terkontraksi 4,3 persen pada Oktober 2024. Namun, terdapat berita positif dari China, di mana mereka menerbitkan obligasi senilai 411 miliar dolar AS untuk mendukung ekonomi, serta revisi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari 4,8 persen menjadi 4.9 persen untuk tahun ini menurut Bank Dunia.
Meskipun demikian, pada akhir perdagangan Jumat, nilai tukar rupiah melemah sebesar 45 poin atau 0,28 persen menjadi Rp16.235 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.190 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga ikut melemah ke level Rp16.251 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.208 per dolar AS.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa data ekonomi dan keuangan dapat membentuk arah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengakses pranala berikut: “Pengamat: Tak ada market mover mata uang penting jelang akhir tahun”, “Rupiah pada Jumat pagi melemah jadi Rp16.216 per dolar AS”, dan “Analis: Meski rupiah capai Rp16 ribu, ekonomi RI masih kuat.”