PortalMetroTV.info adalah situs berita yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, teknologi, hiburan, dan olahraga
Berita  

“Pentingnya Penguatan Fiskal demi Mengatasi Kenaikan PPN”

Pakar ekonomi Universitas Jember, Adhitya Wardhono, PhD, menekankan pentingnya penguatan fiskal agar kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Indonesia tidak menimbulkan masalah. Menurut Adhitya, pemerintah perlu memperkuat fiskal dan transparansi untuk menghindari potensi penghindaran pajak dan korupsi. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah melalui sistem self-assessment, di mana wajib pajak diberi hak untuk menghitung dan melaporkan pajak yang terutang.

Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan pengurangan pajak berganda, memberikan insentif fiskal untuk sektor tertentu, dan menerapkan pajak progresif. Adhitya juga menyoroti pentingnya optimalisasi aset negara dan diversifikasi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi gejolak sosial. Namun, ia juga mengkritisi kebijakan kenaikan PPN 12 persen dan menekankan pentingnya kesesuaian dengan prinsip keadilan dan efisiensi dalam teori ekonomi perpajakan.

Adhitya menggarisbawahi perlunya kelembagaan fiskal yang kuat, transparan, dan adaptif agar pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan dengan kondisi ekonomi yang dinamis. Legitimasi kebijakan PPN 12 persen juga sangat bergantung pada transparansi penggunaan dana pajak dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Dalam konteks tersebut, pembatalan kenaikan PPN harus diikuti dengan upaya untuk merangsang ekonomi rakyat, terutama bagi mereka dengan pendapatan rendah.

Pemerintah juga perlu mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pelaku usaha, untuk memastikan keberlanjutan pembangunan tanpa mengorbankan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, langkah-langkah seperti reformasi pajak, penguatan fiskal, dan peningkatan literasi perpajakan merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna menghadapi tantangan PPN dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia.