Kelas menengah sering kali terpinggirkan dalam diskursus kebijakan publik karena dianggap terlalu “kaya” untuk mendapat subsidi namun terlalu “miskin” untuk menikmati kenyamanan seperti halnya kelompok atas. Dalam buku berjudul “Capital in the Twenty-First Century” karya Thomas Piketty, dijelaskan bahwa kesenjangan kekayaan meningkat ketika tingkat pengembalian modal lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan kelas menengah tertinggal akibat stagnasi pendapatan dan kenaikan biaya hidup, sementara kelas atas terus memperkaya diri. Piketty menyarankan pajak kekayaan progresif sebagai solusi untuk mengurangi kesenjangan dan memberikan peluang lebih besar bagi kelas menengah.
Di konteks Indonesia, kelas menengah memegang peran penting dalam ekonomi sebagai motor utama, penggerak konsumsi domestik, dan penopang stabilitas sosial. Namun, mereka menghadapi tekanan biaya hidup dan akses terbatas ke modal, serta rentan terhadap kebijakan ekonomi dan perpajakan. Berbagai kebijakan yang diambil seringkali memberikan dampak negatif pada mereka, seperti beban pajak yang dirasa tidak seimbang dengan manfaat yang diterima.
Untuk membantu kelas menengah mengatasi tantangan ini, insentif pajak dan kebijakan ekonomi makro yang menguntungkan bagi mereka perlu diperhatikan. Contoh dari negara tetangga seperti Malaysia menunjukkan bahwa pemangkasan tarif Pajak Penghasilan (PPh) bisa membantu kelas menengah lebih leluasa dalam mengelola keuangan mereka. Selain itu, transformasi digital juga menjadi peluang bagi kelas menengah Indonesia untuk menciptakan sumber penghasilan tambahan.
Tanggung jawab tidak hanya berada di tangan pemerintah, tetapi juga kelas menengah sendiri perlu lebih proaktif dalam mengelola dampak kebijakan ekonomi. Literasi keuangan penting untuk membantu mereka menghadapi guncangan ekonomi, sementara sektor swasta juga dapat berperan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung kelas menengah. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan kelas menengah itu sendiri, diharapkan kelas menengah tidak lagi terpinggirkan dan menjadi kekuatan yang mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.