Chief Ekonom India dan Indonesia dari HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, mengungkapkan kejutan terkait keputusan pemangkasan suku bunga acuan BI menjadi 5,75 persen. Meskipun 38 peramal yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunganya di level 6 persen. Kejutan tersebut muncul karena rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS sejak awal tahun, namun BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Data dari BPS juga mencatat penurunan surplus neraca perdagangan pada Desember 2024. HSBC Global Research memperkirakan pemangkasan BI-Rate akan terjadi sebanyak dua kali lagi pada kuartal II 2025. Penurunan suku bunga ini didorong oleh kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari yang diharapkan. BI juga menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB 2025 dan memperkirakan inflasi akan tetap terkendali. Meskipun rupiah melemah terhadap dolar AS, namun masih menguat terhadap mata uang negara maju. Dengan langkah ini, suku bunga acuan sedikit lebih tinggi dari sebelum pandemi, mengingat fluktuasi nilai tukar yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Pemangkasan BI-Rate: Langkah Terbaru dari Ekonom

Read Also
Recommendation for You

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan empat kebijakan prioritas untuk mendukung program prioritas pemerintah dalam…

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyoroti perlunya konsolidasi lintas sektor…

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1 triliun untuk…

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan…

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, melakukan peninjauan di lahan pertanian Desa Danda Jaya, Kabupaten…