Pertumbuhan kredit korporasi BCA pada tahun 2024 banyak dipengaruhi oleh penyaluran kredit ke sektor pertambangan yang melaksanakan program hilirisasi, menurut Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja. Kredit korporasi BCA tumbuh sebesar 15,7 persen year on year (YoY) menjadi Rp426,8 triliun pada Desember 2024. Selain sektor hilirisasi, pertumbuhan kredit korporasi juga didorong oleh penyaluran kredit ke industri kelapa sawit atau CPO. Jahja menyatakan dukungan yang signifikan terhadap hilirisasi, yang mencapai sekitar 7,5-8 persen total pertumbuhan kredit korporasi. Proyek-proyek hilirisasi membutuhkan pembiayaan besar, terutama dengan peningkatan harga produk pertambangan yang menarik minat investor, seperti investasi China di Morowali, Sulawesi Tengah.
Selain itu, Jahja juga menyoroti pentingnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur pemerintah yang kurang banyak, sehingga proyek-proyek hilirisasi di sektor pertambangan dan industri CPO menjadi fokus utama dalam penyaluran kredit korporasi. BCA masih mempertimbangkan potensi penyaluran kredit untuk proyek hilirisasi dan industri CPO pada tahun ini, sementara untuk sektor pertambangan masih dalam pertimbangan. Meskipun permintaan kredit untuk sektor pertambangan masih tinggi, BCA juga melihat perlunya permintaan yang kuat untuk mendukung program hilirisasi yang dapat memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Jahja optimis dengan pertumbuhan kredit yang lebih baik ke depan, mengingat tingkat LDR dan KPMM BCA yang positif serta kesiapan perusahaan dalam mendukung pertumbuhan kredit.