Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi melemah sebagai dampak dari kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Pemerintah AS. Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, memperkirakan kurs rupiah akan berada di kisaran Rp16.300 – Rp16.400 per dolar AS dipengaruhi oleh peningkatan indeks dolar dan yield obligasi Pemerintah AS akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump.
Trump telah menandatangani Perintah Eksekutif yang memberlakukan tarif 25 persen untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko, serta 10 persen untuk barang impor dari China. Hal ini diikuti dengan pengumuman bahwa tarif akan dikenakan mulai pukul 12.01 pagi waktu timur pada tanggal 4 Februari.
Kebijakan ini diyakini akan berdampak pada proyeksi inflasi AS dan melemahkan kurs rupiah. Selain itu, proyeksi rilis data inflasi dari Badan Pusat Statistik juga diperkirakan akan menunjukkan angka inflasi yang rendah, disebabkan oleh penurunan harga sembako dan penurunan daya beli masyarakat.
Pada pembukaan perdagangan hari Senin, kurs rupiah melemah 98 poin atau 0,60 persen menjadi Rp16.403 per dolar AS. Perkiraan ini didasarkan pada sentimen pelemahan kurs rupiah akibat kebijakan tarif AS, peningkatan indeks dolar, yield obligasi Pemerintah AS, serta proyeksi data inflasi yang rendah.