Di balik kecepatan mobil tunggal yang melesat di lintasan, terdapat sebuah dunia yang sangat rumit, melibatkan teknik, teknisi, dan insinyur. Formula 1 dan Formula E, meskipun memiliki beberapa kesamaan, sebenarnya mewakili dua kategori yang berbeda dalam pengembangan mobil. Formula 1 memberikan kebebasan desain yang luar biasa kepada tim dalam hal aerodinamika dan sasis, sementara Formula E mengandalkan pabrikan tunggal untuk bagian tersebut, sehingga lebih banyak ruang untuk fokus pada Powertrain.
Perbedaan utama muncul dalam pengembangan Powertrain, di mana Formula 1 sebelumnya mengizinkan pengembangan konstan dalam perangkat keras dan lunak, sementara Formula E membagi pengembangan ke sisi perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk mengontrol biaya, Formula E mengatur pengembangan perangkat keras dalam siklus dua tahun, tetapi memberikan kebebasan total dalam pengembangan perangkat lunak. Hal ini menjadikan perangkat lunak sebagai fokus utama pengembangan dalam Formula E.
Perbedaan antara keduanya semakin terlihat dalam pengelolaan energi. Di Formula E, efisiensi sangat penting karena energi tidak hanya berasal dari baterai, tetapi juga dipulihkan saat pengereman. Pengembangan terutama berfokus pada bagaimana sistem memulihkan energi dan bagaimana daya dimanfaatkan dan memengaruhi keseimbangan mobil. Pengembangan perangkat lunak divalidasi oleh pengemudi di simulator untuk memahami efektivitasnya.
Sementara itu, di Formula 1, perangkat lunak akan menjadi topik penting mulai tahun 2026 dengan peluang untuk memperbarui perangkat lunak selama kejuaraan. Pengembangan perangkat lunak yang efisien diharapkan dapat membuat perubahan besar dalam pengelolaan Unwer Unit Daya di masa depan. Dengan peraturan yang mulai 2026, akan ada perubahan dalam fokus pada energi listrik dan manajemen energi akan menjadi topik utama. Perangkat lunak yang lebih efisien mungkin bisa menjadi kunci dalam membuat perbedaan besar di masa depan.