PortalMetroTV.info adalah situs berita yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, teknologi, hiburan, dan olahraga

Kajian Baru: Mikroplastik di Otak Manusia Meningkat

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tingkat kandungan mikroplastik di otak manusia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine, analisis jaringan dari 28 jasad manusia yang meninggal pada tahun 2016 dan 24 orang yang meninggal pada tahun 2024 di New Mexico, Amerika Serikat menemukan tren peningkatan kontaminasi mikroplastik. Selain itu, partikel-partikel kecil juga ditemukan dalam sampel hati dan ginjal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan mikroplastik rata-rata di jasad manusia yang meninggal pada tahun 2016 sebesar 3.345 mikrogram per gram jaringan, sedangkan untuk yang meninggal pada tahun 2024 sebesar 4.917 mikrogram per gram jaringan. Tubuh manusia secara luas terkontaminasi oleh mikroplastik, yang ditemukan tidak hanya di otak tetapi juga dalam darah, air mani, air susu ibu, plasenta, dan sumsum tulang. Meskipun dampaknya terhadap kesehatan manusia belum sepenuhnya diketahui, sudah ada kaitan dengan stroke dan serangan jantung.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa kandungan mikroplastik di otak orang-orang yang menderita demensia sekitar enam kali lebih tinggi daripada yang tidak menderita demensia. Namun, belum ada bukti yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara demensia dan kandungan mikroplastik. Plastik ini umumnya terurai dari sampah plastik dan tersebar di seluruh planet, termasuk di plasenta kelahiran prematur. Studi lain menemukan bahwa mikroplastik dapat menyumbat pembuluh darah di otak tikus, menyebabkan kerusakan neurologis.

Selain itu, analisis dari sampel otak manusia yang meninggal antara tahun 1997 dan 2013 di pantai timur AS menunjukkan tren peningkatan kontaminasi mikroplastik dari tahun 1997 hingga tahun 2024. Plastik yang paling umum ditemukan adalah polietilena, yang digunakan dalam kantong plastik dan kemasan makanan. Partikel mikroplastik di otak sebagian besar berupa pecahan dan serpihan plastik berskala nano, tanpa dipengaruhi usia, penyebab kematian, jenis kelamin, atau etnisitas individu.

Para ilmuwan menyatakan perlunya lebih memahami konsekuensi kesehatan dari plastik di jaringan manusia, terutama di otak. Peneliti di University of Exeter, Inggris, mengungkapkan bahwa peningkatan 50 persen kandungan mikroplastik di otak dalam delapan tahun terakhir mencerminkan peningkatan produksi dan penggunaan plastik secara signifikan. Hal ini menunjukkan pentingnya mengurangi kontaminasi lingkungan dengan mikroplastik untuk mengurangi paparan manusia dan mendorong inovasi yang dapat mengurangi dampak negatif kesehatan dari mikroplastik.