Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025 di seluruh provinsi Indonesia. Ini bertujuan untuk menilai literasi dan inklusi keuangan masyarakat pada tahun 2024. Pelaksanaan survei ini dilakukan dengan kualitas dan akurasi yang lebih baik daripada sebelumnya, agar hasilnya dapat menggambarkan kondisi terkini. Hasilnya nantinya diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan.
Menurut Friderica Widyasari Dewi dari OJK, kesadaran akan literasi keuangan berhubungan dengan tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, OJK terus mendorong untuk meningkatkan tingkat literasi dan penggunaan produk jasa keuangan di masyarakat. Proses pendataan survei dilakukan oleh petugas lapangan yang bertanggung jawab atas beberapa wilayah sensus, dengan pengawasan dari kantor OJK dan BPS di setiap provinsi.
Hasil dari SNLIK 2025 diharapkan dapat memenuhi target inklusi keuangan Indonesia hingga 90 persen pada tahun 2024, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020. OJK melakukan program literasi dan inklusi keuangan melalui Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat yang teredukasi, terlindungi, dan terliterasi.
