Elon Musk, pemilik SpaceX, telah menyerukan untuk segera menghancurkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam waktu dekat. Menurutnya, ISS sudah mencapai puncak penggunaannya dalam penerbangan antariksa dan saatnya untuk bergerak menuju misi ke Mars. Meskipun jadwal penghancuran ISS seharusnya pada tahun 2030, Musk merekomendasikan agar stasiun luar angkasa itu dihancurkan dalam dua tahun ke depan.
Namun, keputusan akhir tentang nasib ISS bergantung pada Presiden AS Donald Trump. Meskipun demikian, Musk mendorong untuk tindakan secepatnya dalam hal ini. ISS adalah proyek konstruksi multi-negara terbesar yang pernah dibuat manusia di luar angkasa. Dibangun antara tahun 1998 dan 2011, ISS terus berkembang dengan inklusi misi dan eksperimen baru, dan telah menjadi markas bagi banyak astronaut dari berbagai negara.
Saat ini, ISS menjadi inisiatif dari beberapa negara, termasuk Eropa, Amerika Serikat, Rusia, Kanada, dan Jepang. Diperkirakan biaya operasional ISS mencapai US$3 miliar per tahun, dengan kontribusi dari 15 negara termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Badan Antariksa Eropa sebagai mitra utama.
Dengan dimensi yang mengesankan, ISS memiliki panjang 109 meter dan berat 419.725 kilogram. Stasiun ini menawarkan fasilitas seperti ruang tidur, kamar mandi, pusat kebugaran, dan kubah dengan jendela 360 derajat yang menghadap Bumi. ISS mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 402 kilometer dan memiliki kecepatan sekitar 28.000 km/jam.
Dengan sejumlah astronom yang tinggal dan bekerja di dalam ISS sehari-hari, penggunaan transportasi seperti kapsul Crew Dragon SpaceX dan Soyuz Rusia telah menjadi metode utama bagi penjelajahan ke stasiun luar angkasa. Proyek-proyek swasta juga mulai ikut serta dalam eksplorasi ini, membuka peluang bagi anggota kru dari berbagai negara untuk terlibat dalam eksplorasi luar angkasa.
Melalui usulan Elon Musk dan debat seputar masa depan ISS, perjalanan ke arah Marte dan eksplorasi antariksa yang lebih jauh menjadi sorotan dalam industri penerbangan antariksa global saat ini.
