Perkembangan Formula 1 menjadi sorotan utama pada awal bulan ini, dengan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, mengusulkan penggunaan kembali mesin konvensional yang ramah lingkungan. Tindakan ini sejalan dengan rencana perubahan regulasi yang akan mengenalkan unit tenaga baru untuk mobil F1, dengan persentase 50/50 mesin pembakaran internal V6 dan motor listrik MGU-K. Namun, Christian Horner dari Red Bull Powertrains mendukung kembalinya ke mesin jenis V10 yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan di masa depan.
Meskipun rencana implementasi mesin V10 dalam F1 bisa terjadi tidak lebih awal dari tahun 2030, banyak pihak mendukung penggunaan mesin dengan aspirasi alami. Diskusi seputar masa depan Formula 1 juga mendapat sorotan positif melalui peluncuran acara di London baru-baru ini. Ben Sulayem telah menyoroti pentingnya kepemimpinan dalam mengikuti tren teknologi olahraga otomotif ke depan, termasuk pertimbangan penggunaan mesin V10 dengan bahan bakar berkelanjutan.
Dalam menjalani masa depannya, Formula 1 diharapkan mendapat dukungan dari tim dan pabrikan untuk mengendalikan biaya riset dan pengembangan. Hal ini sejalan dengan tekad untuk terus memajukan olahraga balap dan mengimplementasikan solusi berkelanjutan dalam teknologi mesin yang digunakan. Akan menarik untuk melihat bagaimana wacana ini berkembang dalam menghadapi era baru dalam dunia balap Formula 1.
