Pembentukan bank emas atau bullion bank terbukti menjadi langkah penting bagi PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) karena dianggap sebagai sumber pertumbuhan baru yang akan memperkuat fondasi perekonomian nasional ke depan. Bank emas ini baru saja diluncurkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Indonesia. BRI, sebagai holding ultra mikro yang melibatkan Pegadaian dan PNM, siap memberikan dukungan penuh untuk mensukseskan program bank emas ini.
Peresmian bank emas menjadi momen penting bagi Pegadaian, perusahaan anak BRI (BRI Group) yang memiliki porsi kepemilikan saham hingga 99,99 persen. Selain itu, Pegadaian juga tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PNM dengan BRI sebagai induk. Dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah diberikan, dengan pemberian izin usaha bulion pada tanggal 23 Desember 2024.
Bank Syariah Indonesia (BSI) juga tidak ketinggalan dalam mendapatkan izin resmi untuk menjalankan bank emas dari OJK. Bersama dengan BRI, BSI yang memiliki porsi saham 15 persen dari BRI, dipercaya dapat menjadi pelaku yang ikut memperkuat perekonomian nasional melalui bank emas. Strategi-strategi dukungan dari BRI kepada Pegadaian juga telah dirumuskan, mulai dari pendidikan hingga pemanfaatan data analytics.
Keberadaan bank emas dilihat sebagai peluang pertumbuhan baru bagi Pegadaian, dengan potensi peningkatan laba yang signifikan. Damar Latri Setiawan, Direktur Utama Pegadaian, melihat bahwa bank emas ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan kinerja bisnis emas Pegadaian. Melalui sinergi antara BRI, Pegadaian, dan BSI, bank emas diharapkan dapat menjadikan emas sebagai aset yang lebih dapat dimonetisasi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.