Dalam upaya untuk menghadirkan perubahan signifikan dalam formula mesin F1, langkah beralih ke bahan bakar sintetis sepenuhnya menjadi fokus utama yang akan dimulai tahun depan. Hal ini bertujuan untuk menarik minat lebih banyak pabrikan, dengan Audi dan Cadillac yang dijadwalkan akan masuk dalam seri ini. Meskipun demikian, beberapa pihak berpendapat bahwa penggunaan mesin V10 dengan bahan bakar berkelanjutan adalah langkah yang harus dipertimbangkan kembali.
Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, dan CEO F1, Stefano Domenicali, menyatakan bahwa menjelajahi alternatif lain selain unit tenaga hibrida adalah hal yang perlu diambil serius. Meskipun kembali ke mesin V10 mungkin menjadi opsi yang diidamkan oleh sebagian penggemar F1, pabrikan F1 yang sudah ada akan tetap mengutamakan komponen listrik hingga tahun 2026.
Meskipun teknologi bahan bakar elektronik masih menjadi sorotan, kemungkinan beralih ke bahan bakar listrik atau hibrida masih dinilai belum efisien dan mahal untuk saat ini. Mesin V10, meskipun menjadi nostalgia bagi penggemar, dianggap kurang realistis untuk diterapkan dalam waktu dekat. Meski demikian, F1 terus berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam teknologi dan inovasi mesin dalam industri otomotif.
