Lenovo mengungkap adopsi dan implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI) di wilayah ASEAN, menunjukkan peningkatan signifikan dalam implementasi Generative AI. Menurut General Manager Lenovo Indonesia, Budi Janto, sebanyak 43 persen organisasi di ASEAN, termasuk Indonesia, telah mengalami peningkatan produktivitas karena penggunaan AI. Meskipun demikian, masih ada sebagian besar organisasi yang baru merencanakan implementasi AI, dengan 12 persen yang menggunakan AI secara ekstensif dan 23 persen sedang dalam tahap uji coba.
Kualitas data diidentifikasi sebagai kunci sukses dalam adopsi AI, karena proyek-proyek AI rentan mengalami kegagalan akibat isu kualitas data yang kurang. Selain itu, tantangan integrasi AI dengan sistem dan proses yang sudah ada juga seringkali menjadi hambatan. Namun, CIO Playbook 2025 yang bekerja sama dengan IDC menyoroti beberapa kunci keberhasilan implementasi AI di ASEAN, termasuk akses ke mitra dengan keahlian AI yang kuat dan ketersediaan pakar AI.
Di sisi lain, prediksi menunjukkan bahwa organisasi di ASEAN akan lebih banyak mengalokasikan dana untuk teknologi AI, yang dapat menghasilkan pertumbuhan hingga 2,7 kali lipat pada 2025. Sejumlah departemen, seperti customer service, IT Ops, dan sales, menjadi prioritas dalam adopsi teknologi AI. Interpretive AI, yang bekerja dengan mengolah informasi dan data untuk menyederhanakan alur kerja, telah populer dalam 12 bulan terakhir. Namun, diprediksi bahwa generative AI akan mengambil porsi yang lebih besar dalam 12 bulan mendatang.
Dalam hal infrastruktur, riset menunjukkan bahwa infrastruktur on premise atau hybrid cenderung lebih dipilih daripada infrastruktur cloud dalam implementasi AI di masa depan. Hal ini disebabkan oleh tantangan data yang dihadapi oleh organisasi dalam mengadopsi AI. Kerjasama antara Lenovo dan IDC dalam CIO Playbook melibatkan 900 responden dari berbagai industri di wilayah Asia Pasifik, termasuk ASEAN. Industri yang terlibat dalam riset mencakup BFSI, retail, manufaktur, telekomunikasi, dan lain-lain.