Industri asuransi jiwa Indonesia mengalami perkembangan positif pada tahun ini, mendukung pertumbuhan sektor tersebut secara berkelanjutan di masa depan. Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon, menegaskan bahwa industri ini siap menghadapi perubahan regulasi dan menerapkan inovasi dalam pengembangan produk. Dengan implementasi aturan PSAK 117 pada 2025 dan regulasi permodalan 2026, diharapkan transparansi dan keberlanjutan industri asuransi jiwa meningkat. Selain itu, pelaku industri juga fokus pada penerapan POJK Asuransi Kesehatan dan mekanisme CoB untuk memberikan perlindungan yang komprehensif dan efisien kepada masyarakat.
Tingginya optimisme terhadap industri asuransi jiwa didasarkan pada kinerja positif yang terjadi pada tahun sebelumnya, seperti pertumbuhan total aset yang mencapai Rp616,75 triliun pada tahun 2024. Investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) merupakan salah satu sumber pertumbuhan penting bagi industri ini, dengan kontribusi mencapai 37,9% dari total investasi industri asuransi jiwa. Selain SBN, investasi dalam saham dan reksa dana juga memberikan kontribusi signifikan terhadap portofolio investasi industri asuransi jiwa.
Industri asuransi jiwa di Indonesia tidak hanya berperan dalam mendukung stabilitas industri, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan nasional melalui investasinya dalam berbagai instrumen keuangan. Dengan upaya dan komitmen seperti itu, industri asuransi jiwa diharapkan terus tumbuh dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
